Total Tayangan Halaman

Senin, 12 Maret 2012

Korea Utara Vs Korea Selatan


 Konflik Bilateral Korea Utara Dan Korea Selatan




Hingga sampai saat ini, ketegangan antara Korea Utara dan Korea Selatan masih berlanjut. Perseteruan ini sudah sejak lama terjadi sejak tahun 1950 yang beberapa tahun kemudian mendingin, namun sekarang keadaan mulai memanas lagi. Kedua belah pihak saling bersitegang dan saling bersaing di bidang militer.

            Korut, ialah negara yang masuk dalam bagian blok timur dibantu dengan negara-negara seperti Rusia dan China. Sedangkan, Korsel termasuk dalam bagian blok barat yang dibantu negara-negara hebat seperti Amerika Serikat dan Jepang. Sebenarnya permasalahan antara Korsel dan Korut bisa berakhir, dengan ditandatangani persetujuan gencatan senjata antara Amerika Serikat, China, dan Korut. Namun saat itu pimpinan Korsel menolak menandatangani persetujuan tersebut tetapi berjanji menghormati kesepakatan tersebut. Sehingga secara resmi perseteruan antara Korsel dan Korut belum berakhir.

            Pada tahun 2010 hingga tahun 2011, terjadi ketegangan-ketegangan antara kedua belah pihak, Korsel dan Korut. Dimulai dari keduanya yang sama-sama dicurigai, saling menuduh terlibat dalam pembuatan dan pengembangan nuklir juga adanya pembuatan peluru kendali. Akibatnya terjadi persaingan dan ketegangan antara keduanya, baik hubungan bilateral mereka dan tentu saja di bidang militer.

            Ketegangan antara keduanya terlihat ketika adanya ancaman dari salah satu pihak, pernah Korut akan melakukan balasan terhadap Korsel jika salah satu artilerinya mengenai wilayah di Korut. Namun Korut sendiri juga pernah menguji artilerinya yang diduga membuat beberapa warga negara Korsel tewas. Keduanya semakin memanas. Mulai timbulnya masalah-masalah tersebut, ternyata telah dilirik oleh beberapa negara-negara di dunia, bahkan diangkat dalam pembahasan di berbagai forum tingkat internasional. Negara sahabat mereka masing-masing mulai sedikit demi sedikit membantu baik dukungan maupun kerjasama militer dan pertahanan.

            Korea Utara dominan dibantu oleh sekutu besarnya Rusia, sedangkan Korea Selatan dibantu oleh sekutu sekaligus negara adidaya Amerika Serikat. Bantuan dari sekutu mereka tidak hanya dukungan, tapi juga pasokan baik tentara maupun senjata. Sementara itu, Korsel dan Korut tetap bersitegang, keduanya bahkan melakukan baku tembak saat Korsel sedang melakukan latihan perang.

Ditengah-tengah ketegangan ini, Korea Utara membuat rudal yang bernama Taepodong, diduga rudal tersebut adalah rudal paling mematikan di dunia, bisa jadi hal tersebut menjadi ancaman nyata bagi musuh mereka Korea Selatan dan sekutunya. Namun Korsel tidak diam saja atas kemampuan militer yang dimiliki Korut, Korsel menunjukkan rudal milik mereka yang bernama Hyunmoo, diduga rudal tersebut mampu menjangkau Beijing dan Tokyo serta mengunci sasaran di seluruh wilayah Korea Utara. Tetapi jika dibandingkan keduanya, Taepodong lebih hebat, mengingat modifikasi rudal tersebut Taepodong 2 dan 3 memiliki radius hingga 5000-6000 Km yang mampu menjangkau Jakarta bahkan Pakistan dan India.

Belakangan ini, Korea Selatan membuat geram Korea Utara. Dan bentuknya bervariasi, mulai dari unjuk kekuatan senjata hingga latihan perang. Salah satu bentuknya, Korea Selatan sering melakukan latihan perang di perbatasan Korsel-Korut. Dan disaat yang seperti ini, bahkan Korsel mengadakan latihan perang bersama Amerika Serikat, salah satunya latihan antikapal selam di Yellow Sea, laut sebelah barat daya Korut. Latihan tersebut menjadi latihan antikapal selam terbesar bersama sekutu menurut Korsel. Seringkali Korsel dan Amerika Selatan mengadakan latihan perang di semenanjung Korea membuat Korea Utara mengancam akan menggagalkan latihan tersebut jika membahayakan wilayah Korut.

Namun Amerika Serikat bersikap cuek atas ancaman Korut, karena menurutnya ancaman tersebut selalu ada setiap kali mengadakan latihan perang bersama Korsel. Sementara itu, pengamat di berbagai negara akan memastikan bahwa latihan tersebut tidak akan mengusik perjanjian gencatan senjata yang diteken untuk mengakhiri perang Korea.

Latihan militer yang dilakukan Korea Selatan bersama Amerika Serikat diadakan setiap tahun, dan hal tersebut ditanggapi betul oleh Korut. Pemerintah Korea Utara menyatakan negaranya siap perang melawan Korea Selatan dan sekutunya Amerika Serikat. Jika Korea Selatan dan Amerika Serikat tetap meneruskan rencana mereka untuk melakukan latihan militer tahunan, Korea Utara mengancam akan melancarkan “perang suci” terhadap keduanya, pernyataan yang dikeluarkan oleh Korut tersebut juga mengisyaratkan kemungkinan pembalasan nuklir dan mengatakan senjata nuklir bukan monopoli Amerika Serikat semata dan bahwa Pyongyang memiliki alat perang yang lebih kuat dari pada nuklir Amerika Serikat.

Sementara mengancam, Korea Utara kembali menunjukkan sikap agresifnya kepada Korsel, setelah Kim Jong Il meninggal dunia pada Desember 2011. Kim Jong Un, putra dari mendiang mantan pemimpin Korut yang saat ini naik tahta kerap melakukan kunjungan ke fasilitas militernya, itu dilakukan olehnya guna memeriksa kapabilitas pasukan dan persenjataannya. Kim Jong Un juga sudah memerintahkan militernya agar melakukan serangan balasan dengan intensitas besar apabila latihan perang Korsel dan Amerika benar-benar mengganggu kedaulatan Korea Utara. Tindakan Korea Selatan-Amerika Serikat itu adalah bentuk provokasi militer dari sebuah pasukan yang suka berperang. Mereka melakukan ini untuk mendorong situasi di semenanjung Korea masuk ke dalam sebuah arena peperangan.

Pemerintah Korea Utara tidak main-main dengan hal ini, negara komunis tersebut siap untuk perang total dan menyatakan bahwa latihan perang Korea Selatan dan Amerika Serikat akan merusak hubungan antara kedua Korea. Namun, pengamat militer meragukan ancaman Korea Utara itu akan benar-benar dilaksanakan. Akan tetapi yang terpenting bagi Korea Utara saat ini adalah menciptakan stabilitas dalam negeri mengingat keadaan saat ini masih berada di tengah masa transisi kepemimpinan dari mendiang Kim Jong Il kepada putranya Kim Jong Un. Rusia sebagai sekutu Korea Utara mengatakan bahwa dunia harus waspada terhadap konflik Korut-Korsel ini. Kecurigaan bahwa Korea Utara telah berhasil membangun bom nuklir menjadi kekhawatiran dunia. Sebab, apabila Korea Utara dan Korea Selatan saling menyerang , maka kemungkinan besar Korut akan menggunakan bom nuklir mereka ketika dalam keadaan terdesak.

Jika hal tersebut terjadi, bukan hanya Korea Selatan saja yang menjadi korban, tetapi juga seluruh negara-negara di Asia bahkan mungkin daratan Eropa dan Amerika terkena imbas dari ledakan bom nuklir milik Korut tersebut. Kecemasan negara-negara di dunia semakin bertambah, sebab masih belum ada yang mengetahui sampai di mana kekuatan bom nuklir yang dibangun Korea Selatan. Cukup jelas bahwa ledakan dahsyat bom nuklir dapat merusak ekologi bumi, dan berimbas terhadap perubahan iklim dan cuaca di dunia.

Berdasarkan artikel di atas yang membahas tentang konflik antara Korea Utara dan Korea Selatan, saya berpendapat bahwa seharusnya peran PBB di dunia harus lebih bijak dalam menyikapi permasalahan tersebut. Kebijakan PBB untuk meminimalisir konflik antara Korea Utara dan Korea Selatan harus segera dilakukan, karena jika terlambat, tentu akibat dari masalah tersebut akan berdampak pada keamanan dunia. Partisipasi negara-negara di dunia untuk ikut serta dalam membantu meminimalisir konflik Korut-Korsel tentu akan sangat membantu.

Macam-macam cara yang dilakukan PBB antara lain bisa dengan mengadakan pertemuan yang melibatkan Korut-Korsel, di mana pertemuan tersebut PBB lah yang menjadi penengah antara Korut-Korsel. Di sana pembahasan tentang bagaimana cara menyelesaikan konflik antar Korut-Korsel bisa secepatnya diakhiri, agak sulit untuk memecah permasalahan tersebut, disebabkan mengingat bahwa Korsel, tempo hari tidak menandatangani perjanjian gencatan senjata. Namun, jika diantara kedua negara, Korut-Korsel, ada keinginan untuk berdamai, maka hal tersebut memungkinkan adanya perdamaian antara keduanya. Sementara, untuk negara-negara sekutu dari Korut-Korsel, sebaiknya tidak terlalu menonjol dalam mendukung Korut atau Korsel. Sebab, hal ini agar mempercepat penyelesaian konflik antara Korut-Korsel. Ada kalanya, negara-negara sekutu membantu PBB dalam menyelesaikan konflik ini bersama negara-negara yang bukan sekutu. Tinggal bagaimana PBB segera mengadakan pertemuan yang melibatkan Korut-Korsel, berdasarkan konfirmasi antara keduanya. Yang jelas, saat ini Korut sedang dalam masa transisi kepemimpinan, dari mendiang Kim Jong Il ke putranya Kim Jong Un.



Nama   : Muhammad Rifqi Anggara

Kelas   : XI IA 1/18

Subj.    : PKn (HI)






Sabtu, 04 Februari 2012

Samsung Galaxy Mini S5570

Samsung Galaxy Mini S5570


Samsung Galaxy Mini S5570 adalah smartphone berbasis android yang memiliki body mini tapi fiturnya maksi. Berikut ini spesifikasinya!

Spesifikasi dan Fitur Android Galaxy Mini S5570

JaringanGSM 850 / 900 / 1800 / 1900 (2G)
HSDPA 900 / 2100 (3G)
Dimensi dan Berat11 x 6 x 1,2 cm
106 gram
LayarTFT capacitive touchscreen, 256 ribu warna
Ukuran layar3,14 inci, 260 x 320 piksel
Accelerometer sensor for UI auto-rotate
TouchWiz v3.0 UI
Swype text input method
Proximity sensor for auto turn-off
TFT capacitive touchscreen, 256 ribu warna
Memori160MB (RAM)
2GB (storage)
slot memory card hingga 32GB
Konektivitas3G HSDPA, 7.2 Mbps
Wi-Fi 802.11 b/g/n
Bluetooth 2.1
microUSB 2.0
Kamera3.15 MP, 2048 x 1536 piksel
VideoQVGA@15fps
OSAndroid v2.2 (Froyo)
CPU600 MHz processor
RadioStereo FM
BrowserHTML
GPSA-GPS support
Fitur- Java (via pihak ketiga)
- Kompas digital
- Integrasi SNS (Social hub)
- Organizer
- Image/video editor
- MP3/WAV/eAAC+ player
- MP4/H.264/H.263 player
- Voice command/dial
- Document viewer/editor
- Google Search, Maps, Gmail, YouTube, Calendar, Google Talk,  Picasa integration
- Predictive text input
BateraiKapasitas standar hingga 1200 mAh

Harga Baru: Rp 1.400.000,-
Harga Bekas: Rp 1.100.000,-





Doraemon The Last Chapter


Siapa yang tak kenal dengan Doraemon???? Mustahil tidak ada yang mengenal kucing biru berkantong ajaib ini... Di Indonesia, 10 tahun sudah seri Doraemon ini diputar di channel RCTI, dan komiknya sudah terbit hingga 40 jilid... Namun... Apakah kalian pernah dengar cerita yang katanya... Episode Terakhir "Doraemon"?

Memang..., komik Doraemon memilki cerita yang menggantung. Bukan tanpa alasan, mengingat Fujiko F. Fujio, sang kreator jenius ini wafat sebelum berhasil mengatamkan cerita tentang Doraemon. Namun ternyata belakangan ini, terdengar desas-desus bahwa sebelum meninggal, Fujiko menyisipkan sebuah cerita tambahan, yang notabene merupakan episode pemungkas Doraemon!!

Episode terakhir ini sangat terkenal dan disebar-luaskan lewat forwardan email sejak tahun 90-an. Walaupun versi Inggrisnya yang dikenal luas lebih singkat dari aslinya yang berbahasa Jepang, inti ceritanya yang terkandung tetap bisa kita tangkap.

Singkatnya, cerita terakhir Doraemon ini dibuka dengan adegan saat Nobita pulang dengan menangis karena diganggu Giant. Seperti biasa, ia merengek

" Doraemmmoonnnn... !"

"Pinjami aku ituu dong..."

" Aku sudah tidak tahan lagi dengan sifat Giant..."

Tetapi, Doraemon sahabatnya, tidak bergeming. Ia membisu dengan pandangan kosong, dan terjatuh ketika Nobita menyentuhnya. Alhasil, Nobita pun menghubungi Dorami, sang adik. Dorami mengatakan bahwa kemungkinan besar baterai kehidupan Doraemon telah habis. Namun sayangnya, sirkuit pendukung Doraemon sudah tidak berfungsi karena sirkuit tersebut terletak di kupingnya yang hilang karena digigit tikus.

Jalan satu-satunya adalah membawa pulang Doraemon ke masa depan untuk diperbaiki. Namun sebagai resikonya, memori otak Doraemon akan ter-reset sehingga otomatis kenangannya bersama Nobita akan hilang... T^T

Jalan lain adalah, menunggu seseorang yang dapat memperbaiki Doraemon dengan pengetahuan yang canggih.

Sembari mengingat-ingat kenangan manis dan segala petualangan yang telah mereka lalui bersama, Nobita memutuskan jalan yang ke-2, yaitu menunggu seseorang yang dapat memperbaiki Doraemon. Dan orang tersebut adalah... NOBITA, dirinya sendiri!!!

Sejak saat itu, hidup Nobita berubah 180 derajat. Ia menjadi murid yang rajin, tidak pernah terlambat, dan selalu belajar dengan tekun. Hingga saat SMA ia mendapat nilai ujian tertinggi di Jepang dan mengalahkan Dekisugi (siswa jenius, saingan Nobita dalam cinta => Shizuka)

"Kau hebat Nobita... saat ini tidak ada lagi yang mampu mengalahkanmu dalam ujian ...!"

Namun Nobita menjawab...

"Bukan nilai tinggi yang kucari..., melainkan sebuah pengetahuan yang jauh lebih besar."

Singkat kata... Beberapa tahun kemudian, Nobita berhasil menjadi seorang Profesor Teknik. Dan tentunya..., menikah dengan Shizuka (Horeee\(^o^)/). Suatu ketika, ia memanggil Shizuka ke sebuah ruangan rahasia, yang selama ini tidak seorang pun yang boleh memasukinya...

" Bukankah.. ini adalah ruang rahasia dan berbahaya untuk dimasuki ...Nobita?" , tanya Shizuka.

Namun tak lama Shizuka terdiam, saat melihat pemandangan yang tertidur di depannya. Sebuah sosok yang ia kenal dengan baik, dan tak akan pernah dilupakannya sampai kapan pun... "DORAEMON"

" Doraemonn...??!", Shizuka terkejut...

" Sekarang akan kucoba menyalakannya.....!"

Nobita menekan sebuah tombol... Dan tak lama... Benda itu bergerak dan membuka matanya....

" Nobita!! Apa kamu sudah mengerjakan PR-mu?"

Shizuka pun langsung meneteskan air mata..., tatkala Nobita berlari memeluk Doraemon, sahabat terbaiknya yang telah kembali pulang, setelah 20 tahun lamanya... :')


Rabu, 07 Desember 2011

Andrea Hirata, Penulis Tetralogi Laskar Pelangi



      Andrea Hirata Seman Said Harun lahir di pulau Belitung 24 Oktober 1982, Andrea Hirata sendiri merupakan anak keempat dari pasangan Seman Said Harunayah dan NA Masturah. Ia dilahirkan di sebuah desa yang termasuk desa miskin dan letaknya yang cukup terpelosok di pulau Belitong. Tinggal di sebuah desa dengan segala keterbatasan memang cukup mempengaruhi pribadi Andrea sedari kecil. Ia mengaku lebih banyak mendapatkan motivasi dari keadaan di sekelilingnya yang banyak memperlihatkan keperihatinan.




Nama Andrea Hirata sebenarnya bukanlah nama pemberian dari kedua orang tuanya. Sejak lahir ia diberi nama Aqil Barraq Badruddin. Merasa tak cocok dengan nama tersebut, Andrea pun menggantinya dengan Wadhud. Akan tetapi, ia masih merasa terbebani dengan nama itu. Alhasil, ia kembali mengganti namanya dengan Andrea Hirata Seman Said Harun sejak ia remaja.



“Andrea diambil dari nama seorang wanita yang nekat bunuh diri bila penyanyi pujaannya, yakni Elvis Presley tidak membalas suratnya,” ungkap Andrea.



Sedangkan Hirata sendiri diambil dari nama kampung dan bukanlah nama orang Jepang seperti anggapan orang sebelumnya. Sejak remaja itulah, pria asli Belitong ini mulai menyandang nama Andrea Hirata. Andrea tumbuh seperti halnya anak-anak kampung lainnya. Dengan segala keterbatasan, Andrea tetap menjadi anak periang yang sesekali berubah menjadi pemikir saat menimba ilmu di sekolah. Selain itu, ia juga kerap memiliki impian dan mimpi-mimpi di masa depannya.

Seperti yang diceritakannya dalam novel Laskar Pelangi, Andrea kecil bersekolah di sebuah sekolah yang kondisi bangunannya sangat mengenaskan dan hampir rubuh. Sekolah yang bernama SD Muhamadiyah tersebut diakui Andrea cukuplah memperihatinkan. Namun karena ketiadaan biaya, ia terpaksa bersekolah di sekolah yang bentuknya lebih mirip sebagai kandang hewan ternak. Kendati harus menimba ilmu di bangunan yang tak nyaman, Andrea tetap memiliki motivasi yang cukup besar untuk belajar. Di sekolah itu pulalah, ia bertemu dengan sahabat-sahabatnya yang dijuluki dengan sebutan Laskar Pelangi.

Di SD Muhamadiyah pula, Andrea bertemu dengan seorang guru yang hingga kini sangat dihormatinya, yakni NA (Nyi Ayu) Muslimah.



“Saya menulis buku Laskar Pelangi untuk Bu Muslimah,” ujar Andrea dengan tegas kepada Realita.



Kegigihan Bu Muslimah untuk mengajar siswa yang hanya berjumlah tak lebih dari 11 orang itu ternyata sangat berarti besar bagi kehidupan Andrea. Perubahan dalam kehidupan Andrea, diakuinya tak lain karena motivasi dan hasil didikan Bu Muslimah. Sebenarnya di Pulau Belitong ada sekolah lain yang dikelola oleh PN Timah. Namun, Andrea tak berhak untuk bersekolah di sekolah tersebut karena status ayahnya yang masih menyandang pegawai rendahan. “Novel yang saya tulis merupakan memoar tentang masa kecil saya, yang membentuk saya hingga menjadi seperti sekarang,” tutur Andrea yang memberikan royalti novelnya kepada perpustakaan sebuah sekolah miskin ini.

Tentang sosok Muslimah, Andrea menganggapnya sebagai seorang yang sangat menginspirasi hidupnya. “



Perjuangan kami untuk mempertahankan sekolah yang hampir rubuh sangat berkesan dalam perjalanan hidup saya,” ujar Andrea.



Berkat Bu Muslimah, Andrea mendapatkan dorongan yang membuatnya mampu menempuh jarak 30 km dari rumah ke sekolah untuk menimba ilmu. Tak heran, ia sangat mengagumi sosok Bu Muslimah sebagai salah satu inspirator dalam hidupnya. Menjadi seorang penulis pun diakui Andrea karena sosok Bu Muslimah. Sejak kelas 3 SD, Andrea telah membulatkan niat untuk menjadi penulis yang menggambarkan perjuangan Bu Muslimah sebagai seorang guru. “Kalau saya besar nanti, saya akan menulis tentang Bu Muslimah,” ungkap penggemar penyanyi Anggun ini. Sejak saat itu, Andrea tak pernah berhenti mencoret-coret kertas untuk belajar menulis cerita.


Setelah menyelesaikan pendidikan di kampung halamannya, Andrea lantas memberanikan diri untuk merantau ke Jakarta selepas lulus SMA. Kala itu, keinginannya untuk menggapai cita-cita sebagai seorang penulis dan melanjutkan ke bangku kuliah menjadi dorongan terbesar untuk hijrah ke Jakarta. Saat berada di kapal laut, Andrea mendapatkan saran dari sang nahkoda untuk tinggal di daerah Ciputat karena masih belum ramai ketimbang di pusat kota Jakarta. Dengan berbekal saran tersebut, ia pun menumpang sebuah bus agar sampai di daerah Ciputat. Namun, supir bus ternyata malah mengantarkan dirinya ke Bogor. Kepalang tanggung, Andrea lantas memulai kehidupan barunya di kota hujan tersebut.

Beruntung bagi dirinya, Andrea mampu memperoleh pekerjaan sebagai penyortir surat di kantor pos Bogor. Atas dasar usaha kerasnya, Andrea berhasil melanjutkan pendidikannya di Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia. Merasakan bangku kuliah merupakan salah satu cita-citanya sejak ia berangkat dari Belitong. Setelah menamatkan dan memperoleh gelar sarjana, Andrea juga mampu mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan pendidikan S2 Economic Theory di Universite de Paris, Sorbonne, Perancis dan Sheffield Hallam University, Inggris.

Berkat otaknya yang cemerlang, Andrea lulus dengan status cum laude dan mampu meraih gelar Master Uni Eropa. Sekembalinya ke tanah air, Andrea bekerja di PT Telkom tepatnya sejak tahun 1997. Mulailah ia bekerja sebagai seorang karyawan Telkom. Kini, Andrea masih aktif sebagai seorang instruktur di perusahaan telekomunikasi tersebut. Selama bekerja, niatnya menjadi seorang penulis masih terpendam dalam hatinya. Niat untuk menulis semakin menggelora setelah ia menjadi seorang relawan di Aceh untuk para korban tsunami. “Waktu itu saya melihat kehancuran akibat tsunami, termasuk kehancuran sekolah-sekolah di Aceh,” kenang pria yang tak memiliki latarbelakang sastra ini.

Kondisi sekolah-sekolah yang telah hancur lebur lantas mengingatkannya terhadap masa lalu SD Muhamadiyah yang juga hampir rubuh meski bukan karena bencana alam. Ingatan terhadap sosok Bu Muslimah pun kembali membayangi pikirannya. Sekembalinya dari Aceh, Andrea pun memantapkan diri untuk menulis tentang pengalaman masa lalunya di SD Muhamadiyah dan sosok Bu Muslimah. “Saya mengerjakannya hanya selama tiga minggu,” aku pria yang berulang tahun pada 24 Oktober ini.

Naskah setebal 700 halaman itu lantas digandakan menjadi 11 buah. Satu kopi naskah tersebut dikirimkan kepada Bu Muslimah yang kala itu tengah sakit. Sedangkan sisanya dikirimkan kepada sahabat-sahabatnya dalam Laskar Pelangi. Tak sengaja, naskah yang berada dalam laptop Andrea dibaca oleh salah satu rekannya yang kemudian mengirimkan ke penerbit.

Bak gayung bersambut, penerbit pun tertarik untuk menerbitkan dan menjualnya ke pasar. Tepatnya pada Desember 2005, buku Laskar Pelangi diluncurkan ke pasar secara resmi. Dalam waktu singkat, Laskar Pelangi menjadi bahan pembicaraan para penggemar karya sastra khususnya novel. Dalam waktu seminggu, novel perdana Andrea tersebut sudah mampu dicetak ulang. Bahkan dalam kurun waktu setahun setelah peluncuran, Laskar Pelangi mampu terjual sebanyak 200 ribu sehingga termasuk dalam best seller. Hingga saat ini, Laskar Pelangi mampu terjual lebih dari satu juta eksemplar.

Penjualan Laskar Pelangi semakin merangkak naik setelah Andrea muncul dalam salah satu acara televisi. Bahkan penjualannya mencapai 20 ribu dalam sehari. Sungguh merupakan suatu prestasi tersendiri bagi Andrea, terlebih lagi ia masih tergolong baru sebagai seorang penulis novel. Padahal Andrea sendiri mengaku sangatlah jarang membaca novel sebelum menulis Laskar Pelangi. Sukses dengan Laskar Pelangi, Andrea kemudian kembali meluncurkan buku kedua, Sang Pemimpi yang terbit pada Juli 2006 dan dilanjutkan dengan buku ketiganya, Edensor pada Agustus 2007. Selain meraih kesuksesan dalam tingkat penjualan, Andrea juga meraih penghargaan sastra Khatulistiwa Literary Award (KLA) pada tahun 2007.


Lebaran di Belitong. Kini, Andrea sangat disibukkan dengan kegiatannya menulis dan menjadi pembicara dalam berbagai acara yang menyangkut dunia sastra. Penghasilannya pun sudah termasuk paling tinggi sebagai seorang penulis. Namun demikian, beberapa pihak sempat meragukan isi dari novel Laskar Pelangi yang dianggap terlalu berlebihan. “Ini kan novel, jadi wajar seandainya ada cerita yang sedikit digubah,” ungkap Andrea yang memiliki impian tinggal di Kye Gompa, desa tertinggi di dunia yang terletak di pegunungan Himalaya. Kesuksesannya sebagai seorang penulis tentunya membuat Andrea bangga dan bahagia atas hasil kerja kerasnya selama ini.

Meski disibukkan dengan kegiatannya yang cukup menyita waktu, Andrea masih tetap mampu meluangkan waktu untuk mudik di saat Lebaran lalu. Bahkan bagi Andrea, mudik ke Belitong di saat Lebaran adalah wajib hukumnya. “Orang tua saya sudah sepuh, jadi setiap Lebaran saya harus pulang,” ujar Andrea dengan tegas. Di Belitong, Andrea melakukan rutinitas bersilaturahmi dengan orang tua dan kerabat lainnya sembari memakan kue rimpak, kue khas Melayu yang selalu hadir pada saat Lebaran. Kendati perjalanan ke Belitong tidaklah mudah, karena pilihan transportasi yang terbatas, Andrea tetap saja harus mudik setiap Lebaran tiba. Terlebih lagi, bila ia tak kebagian tiket pesawat ke Bandara Tanjung Pandan, Pulau Belitong, maka mau tak mau Andrea harus menempuh 18 jam perjalanan dengan menggunakan kapal laut.

Perasaan bangga dan bahagia semakin dirasakan Andrea tatkala Laskar Pelangi diangkat menjadi film layar lebar oleh Mira Lesmana dan Riri Riza. “Saya percaya dengan kemampuan mereka,” ujarnya tegas. Apalagi, film Laskar Pelangi juga sempat ditonton oleh orang nomor satu di negeri ini, Susilo Bambang Yudhoyono beberapa waktu lalu. “



Kini Laskar Pelangi memiliki artikulasi yang lebih luas daripada sebuah buku. Nilai-nilai dalam Laskar Pelangi menjadi lebih luas,” tutur Andrea



Menjadi seorang penulis novel terkenal mungkin tak pernah ada dalam pikiran Andrea Hirata sejak masih kanak-kanak. Berjuang untuk meraih pendidikan tinggi saja, dirasa sulit kala itu. Namun, seiring dengan perjuangan dan kerja keras tanpa henti, Andrea mampu meraih sukses sebagai penulis memoar kisah masa kecilnya yang penuh dengan keperihatinan.





Ahmad Fuadi, Dari Minang Ke Quebec

Ahmad Fuadi, pria kelahiran Nagari Bayur, sebuah kampung kecil di pinggir Danau Maninjau 30 Desember 1972, adalah seorang novelis, praktisi konservasi, dan wartawan. Ibunya guru SD dan ayahnya guru madrasah.
Fuadi merantau ke Jawa, mematuhi permintaan ibunya untuk masuk sekolah agama. Ia masuk di Pondok Modern Darussalam Gontor, Ponorogo tahun 1988 dan lulus tahun 1992. Di sana dia bertemu dengan kiai dan ustad yang diberkahi keikhlasan mengajarkan ilmu hidup dan ilmu akhirat.
Gontor pula yang membukakan hatinya kepada rumus sederhana tapi kuat, ”man jadda wajada”, siapa yang bersungguh ­sungguh akan sukses.
Juga sebuah hukum baru: ilmu dan bahasa asing adalah anak kunci jendela-jendela dunia. Bermodalkan doa dan manjadda wajada, dia mengadu untung di UMPTN. Jendela baru langsung terbuka. Dia diterima di jurusan Hubungan Internasional, Universitas Padjajaran (UNPAD) Bandung dan lulus 1997.
Semasa kuliah, Fuadi pernah mewakili Indonesia ketika mengikuti program Youth Exchange Program di Quebec, Kanada (1995-1996). Di ujung masa kuliah di Bandung, Fuadi mendapat kesempatan kuliah satu semester di National University of Singapore dalam program SIF Fellowship (1997).
Lulus kuliah, dia mendengar majalah favoritnya Tempo kembali terbit setelah Soeharto jatuh. Sebuah jendela baru tersibak lagi, Tempo menerimanya sebagai wartawan (1998). Kelas jurnalistik pertamanya dijalani dalam tugas-tugas reportasenya di bawah para wartawan kawakan Indonesia.
Selanjutnya, jendela-jendela dunia lain bagai berlomba-lomba terbuka. Setahun kemudian, dia mendapat beasiswa Fulbright untuk program S-2 di School of Media and Public Affairs, George Washington University (2001). Merantau ke Washington DC bersama Yayi, istrinya—yang juga wartawan Tempo—adalah mimpi masa kecilnya yang menjadi kenyataan.
Sambil kuliah, mereka menjadi koresponden TEMPO dan wartawan VOA. Berita bersejarah seperti peristiwa 11 September dilaporkan mereka berdua langsung dari Pentagon, White House dan Capitol Hill.
Tahun 2004, jendela dunia lain terbuka lagi ketika dia mendapatkan beasiswa Chevening untuk belajar di Royal Holloway, University of London untuk bidang film dokumenter. Kini, penyuka fotografi ini menjadi Direktur Komunikasi di sebuah NGO konservasi: The Nature Conservancy (2007-sekarang).
Fuadi menguasai bahasa Inggris, Perancis, dan Arab serta pernah menerima penghargaan (award) antara lain: Indonesian Cultural Foundation Inc. Award (2000-2001), Columbus School of Arts and Sciences Award, The Goerge Washington University (2000-2001), dan The Ford Foundation Award (1999-2000).
”Negeri 5 Menara” adalah buku pertamanya dari rencana trilogi. Buku-buku ini berniat merayakan sebuah pengalaman menikmati atmosfir pendidikan yang sangat inspiratif. Diharapkan buku ini bisa membukakan mata, hati serta menebarkan inspirasi ke segala arah. Buku ini dalam waktu 9 bulan sudah terjual 100.000 eksemplar. Ini adalah rekor baru untuk semua buku lokal yang diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama sepanjang 36 tahun ini.
Sebagian royalti buku ini diniatkan untuk merintis Komunitas Menara, sebuah organisasi sosial berbasis relawan (volunteer) yang menyediakan sekolah, perpustakaan, rumah sakit, dan dapur umum secara gratis buat kalangan yang tidak mampu.

Sabtu, 03 Desember 2011

Resensi Novel Ranah 3 Warna


Perlu Kesabaran Dalam Kesungguhan


Judul Buku    : Ranah 3 Warna

Penulis          : Ahmad Fuadi

Penerbit         : Gramedia Pustaka Utama

Cetakan         : Januari - 2011

Tebal              : 473 halaman

Harga             : Rp 65.000,00

ISBN               : 9789792263251

Tema              : Ketegaran

             Setamat dari pondok Madani,  Alif melanjutkan sekolahnya ke perguruan tinggi. Namun ada satu hal yang penting yang ia baru sadar. Ijazah. Bagaimana bisa lolos SNMPTN tanpa selembar ijazah. Itu tadi adalah sekilas sepotong cerita dari novel Ranah 3 Warna.

            Novel Ranah 3 Warna adalah novel kedua dari trilogi negeri 5 menara yang penulisnya adalah Ahmad Fuadi, seorang mantan wartawan TEMPO dan VOA yang memiliki segudang prestasi. Diantaranya adalah memperoleh 8 beasiswa dari luar negeri. Dan dianugerahi sebagai penulis dan fiksi terfavorit.

            Novel Ranah 3 Warna mendapat apresiasi yang begitu besar dari masyarakat, ini karena, kali ini berbeda dengan yang lain, dimana novel ini mengandung makna hidup, kesabaran, keberanian, keikhlasan, dan kesungguhan. Jarang sekali novel menceritakan kehidupan di sebuah pondok, tapi sang penulis benar-benar menyajikannya dengan sangat apik. Ditambah beberapa budaya masyarakat Minang yang unik. Arti dari ranah 3 warna ialah tiga daratan, Bandung, Amman Yordania, dan Quebec Canada.

            Cerita dalam buku ini tidak hanya perjuangan saja, tapi juga diselingi kisah percintaan seorang Alif kepada Raisa.

            Novel ini mempunyai beberapa kelebihan, dengan kelebihannya inilah yang membuat unggul diantara novel lainnya yang sudah mendahuluinya. Penulis tidak hanya menuangkan fiksi belaka, tapi juga pengalaman hidup, penggambaran suasana yang tepat, dan mudah dimengerti, yang membuat isi novel ini lebih hidup. Penulis mampu membawa pembaca untuk benar-benar merasakan bagaimana menjelajah Benua Amerika, ikut menyelami budaya orang barat, dan berinteraksi dengan penduduk di sana. Dan tentu saja penulis menyajikan bagaimana hidup itu harus dijalani, walau sekeras apapun usaha kita harus tetap diiringi dengan kesabaran.

            Untuk secara fisik, novel ini menarik, unik, dan covernya yang membuat penasaran. Ialah sepasang sepatu, pemberian dari ayah Alif di mana telah menginjak tiga ranah yang berbeda, dari Minang, Timur Tengah, hingga Amerika. Pembatas buku ini unik,berbentuk daun maple yang menjadi khas negara Kanada.

            Sayang sekali, penulis tiba-tiba mengabaikan tokoh Bang Togar di pertengahan hingga akhir novel ini, padahal Bang Togar lah yang berjasa dalam kehidupan Alif di Bandung. Lalu, cara si penulis menggambarkan tokoh si Alif juga kurang mendalam. Tidak ada konflik yang berhasil dikelola si pengarang dengan baik dan mendalam. Semuanya  hadir, ada yang dipaksakan dan hilang begitu cepat.

            Namun, menurut saya, keseluruhan dari novel ini adalah bagus, luar biasa. Penuh inspiratif melebihi dari novel yang pertama. Ahmad Fuadi selalu menyelipkan kata-kata yang memotivasi, mulai dari yang Arab hingga Inggris.

            Pembaca dibuat untuk memaknai hidup yang sulit dijalani, dengan sabar, ikhlas, dan tawakal. Sekeras apapun usaha kita itu. Begitu banyak pelajaran yang bisa diambil.

            Ahmad Fuadi berhasil menciptakan sebuah buku yang penuh inspirasi, penuh semangat, dan penuh kesabaran dalam menjalani hidup ini.

            Betapa hebatnya buku ini, sungguh sangat wajib dibaca oleh anak-anak, remaja, bahkan orang tua, orang yang sedang ingin mencari beasiswa, orang-orang yang merasa nyaris putus asa, orang yang masih pesimis dengan cita-cita tingginya, dan wajib dibaca juga oleh setiap orang yang berlari dan tidak berhenti berlari mengejar mimpi-mimpinya. Tentu saja buku ini juga wajib dimiliki oleh semua kalangan. Sasaran pembaca ialah para pemuda, di mana pemuda pada umumnya memiliki semangat yang tinggi, cocok dimiliki oleh pemuda-pemuda.

“Dalam hidup ini, ternyata man jadda wajadda saja tidak cukup. Ada jarak terbentang diantara sungguh-sungguh dan sukses. Jarak yang harus ditempuh dengan sabar aktif. Man Shabara Zhafira.”